Kamis, 24 September 2009

Bagaimana Sifat Rafidhi dan Mengapa Disebut Demikian?

(Murid Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi al-Haddad yang bernama Syeikh Ahmad bin ‘Abdul Karim al-Hasawi As-Syajjar menulis di Tatsbitul Fuad)

Aku membaca dalam sebuah buku sejarah bahwa, khalifah pertama Bani ‘Abbas, Saffah, suatu hari berziarah ke makam Nabi saw. Ia mendengar seorang syarif syi’i, yang berdiri tepat di hadapan kubur Rasulullah saw, berkata, “Setelah engkau meninggal, kami dizalimi, dianiaya dan hak kami diambil.”
Saffah bertanya kepadanya, “Siapa yang berbuat zalim, menganiaya dan mengambil hartamu?’
“Abu Bakar mengambil bagian kami dari rampasan perang Khaibar dan Fadak.
Ia lalu memasukkannya ke Baitul Mal,” jawabnya.
“Siapakah yang menjadi khalifah setelah beliau?”
“‘Umar.”
“Apa yang ia lakukan terhadap harta itu.”
“Ia berbuat seperti Abu Bakar dan terus-menerus menzalimi kami.”
“Kemudian siapa yang diangkat sebagai khalifah setelahnya?”
“‘Utsman.”
“Apa yang ia lakukan terhadap harta itu?”
“Ia berbuat seperti Abu Bakar dan ‘Umar. Ia menzalimi kami.”
“Setelah dia siapa yang diangkat menjadi khalifah?”
“‘Ali.”
“Apa yang ia lakukan terhadap harta itu?”
Lelaki itu terdiam, merasa sangat malu dan ingin segera lari dari tempat itu. Sebab, ia tahu bahwa Sayyidina ‘Ali juga berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman. Saffah lalu berkata kepadanya,
“Demi Allah, kalau ini bukan hari pertamaku di pemerintahan, aku pasti akan menjadikanmu sebagai contoh bagi orang lain. Wahai musuh Allah, kau menuduh Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah menzalimimu padahal mereka berbuat sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan Ali.” [1]

Habib ‘Abdullah bin ‘Alwi al-Haddad berkata:
Mereka disebut Rafidhah karena dahulu sekelompok orang yang merupakan leluhur mereka datang menemui Sayyidina Zaid bin ‘Ali, saudara Muhammad al-Baqir yang dianggap oleh kelompok Zaidiyah sebagai imam mereka dan Abu Hanifah menuntut ilmu darinya. Mereka berkata kepada beliau, “Wahai Zaid, kami akan menjadi pasukanmu untuk menghadapi musuh-musuhmu dengan satu syarat, yaitu kamu berlepas diri dari Abu Bakar dan ‘Umar.” Beliau menjawab, “Aku justru berlepas diri dari orang yang berlepas diri dari Abu Bakar dan ‘Umar.” Mereka lalu berkata kepadanya, “Kalau begitu kami Akan meninggalkanmu.” Beliau berkata, “Pergilah, kalian adalah Rafidhah.” Sejak saat itu mereka disebut Rafidhah. [2]
______________________

[1] ‘Abdullah bin ‘Alwi al-Haddad, Tatsbitul Fuad, jilid II, cet. ke-1,
Pustaka National Ltd., Singapura, 1999/1420, hal. 227-228.

[2] Ibid., 228.

Tidak ada komentar: