Kamis, 24 September 2009

Mughiriyah

Mereka adalah para pengikut Mughirah b. Sa'id al-'Ijli. Mughirah mengklaim bahwa setelah Muhammad b. Ali b. Husain, imamah adalah miliki Muhammad al Nafs, ruh suci, putera 'Abdullah b. Hasan b. Hasan yang memberontak di Madinah.

Dia percaya bahwa Muhammad masih hidup dan tidak mati. Mughirah adalah seorang mawla khalid b. Abdullah al Qasri. Setelah imam Muhammad, dia mengklaim dirinya sebagai imam, kemudian mengaku sebagai nabi. Dia juga mengharamkan perkara-perkara yang dihalalkan. Mengenai Ali, dia berpandangan ekstrim.

Mughirah juga mempercayai anthopomorphisme. Dia mengatakan bahwa Allah memiliki satu bentuk dan satu jisim, memiliki bagian-bagian seperti huruf-huruf alfabet. Bentuk-Nya ialah bentuk seorang manusia yang bertaubat dari cahaya yang dikepalanya terpampang sebuah mahkota cahaya, dan dari dalam hati-Nya terpancar hikmah (kebijaksanaan). Dia (mughirah) juag berkeyakinan bahwa jika Allah menghendaki untuk menciptakan dunia, maka dia menyebut nama-Nya yang Agung yang memancar dari kepala-Nya dalam bentuk sebuah mahkota. Ini, kata mughirah, adalah arti dari firman Allah, "Sucikanlah nama Tuhanmu yang paling Agung, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)." (Al-A'la: 1-2)

Setelah itu, Allah melihat pebuatan-perbuatan manusia yang telah tuliskan pada catata-Nya. Dia marah melihat pebuatan-perbuatan dosa mereka sehingga keringat-Nya bercucuran. Dari keringat-Nya ini terbentuklah dua lautan (samudera, yang satu asin dan yang lainnya tawar; yang asin kelihatannya gelap, sedangkan yang tawar terang). Dia mengelurkan mata dari alis-Nya seraya berkata, "Tidak ada Tuhan lain selain Aku."

Kini Allah menciptakan segala sesuatu dari dua samudera tadi, menciptakan kaum mukminin dari samudra yang tawar. Dia menciptakan kaum kafirin dari samudra yang asin. Pertama, Dia menciptakan bayangan-bayangan manusia, menciptakan bayangan Muhammad dan Ali sebelum manusia yang lainnya. Kemudian, Allah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung agar mereka memikulnya (lihat Al-Ahrab: 72), yakni amanah untuk melindungi Ali dari (orang-orang yang akan bertindak tidak adil kepadanya dalam perkara imamah), tetapi mereka (bumi, lengit, gunung) menolak amanah tersebut. Allah kemudian menawarkan kepada manusia. Umar meminta Abu Bakar untuk menanggung amanah itu dan berjanji untuk membantunya dalam menyisihkan Ali, dan Umar sendiri akan menjadi penggantinya kelak. Ini disepakati berdua, dan pada lahiriyahnya keduanya kelihatan bersedia untuk melindungi Ali. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah, "…dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-Ahzab: 72). Mughirah berpendirian bahwa ayat berikutnya, "Seperti setan ketika dia berkata kepada manusia, "Kafirlah Engaku kepada Tuhanmu." Tetapi ketika dia melakukan suruhan syetan itu, syetan berkata kepadanya, "Aku tak bertanggung jawab dengan kekafiranmu itu." (Al-Hasyr: 16)

Ketika Mughirah terbunuh, para pengikutnya berselisih. Sebagian berkeyakinan bahwa mereka seyogyanya menantikan kedatangannya kembali, sedangkan yang lainnya berkeyakinan bahwa mereka seharusnya menunggu imamah Muhammad sebagaimana yang dilakukan Mughirah. Mughirah telah memepercayai imamah Abi Ja'far Muhammad bin Ali, tetapi berpandangan ekstrim mengenainya dan menganggapnya sebagai Tuhan. Sebagai akibatnya, Baqir melepaskan diri dari padanya dan mengutuknya.
Mughirah telah berkata kepada para pengikutnya, "Nantikanlah dia (Abu Ja'far). Dia akan kembali, Jibril dan Mikail akan menyatakan bai'at kepadanya di antara sudut Ka'bah dan makam Ibrahim." Dia juga menyatakan Abu Ja'far akan menghidupkan orang yang telah mati.

Tidak ada komentar: